Skip to main content

Pengertian Serta Ayat Tentang Riba

Tentang Celaan Makan Riba

 Tercelanya Pelaku Riba

Ayat Tentang Riba

Dalam Surat Albaqarah menjelaskan yang artinya :
Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri tegak jika bangkit dari kuburnya melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila atau karena keberatan perut dari hasil riba yang dimakan. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapatan) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.


Berkata Zaid bin Alkhabbab : Aku mendengar Rasulullah bersabda : Barang siapa mengucapkan :

"Ya Allah berilah shalawat atas Muhammad dan tempatkanlah dia di tempat yang dekat padamu di hari qiamat" patut mendapat syafaatku.

Hadist Nabi Muhammad saw. Tentang Celanya Riba

Menurut riwayat Abuhurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda :

Empat orang tidak akan dimasukkan syurga oleh Allah atau merasakan ni'matnya : Peminum khamar (barang yang memabukkan), pemakan hasil riba, pemakan harta/hak anak yatim dan orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya.

Bersabda Rasululah saw. menurut riwayat Abuhurairah ra. :

Jauhilah tujuh perbuatan yang membinasakan : Syirik pada Allah swt., mengerjakan sihir, melakukan pembunuhan yang diharamkan oleh Allah kecuali dalam kebenaran, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, memakan riba dan melakukan tuduhan (mencemarkan) nama baik perempuan beriman yang bersuami.

Di riwayatkan oleh Abdullah Ibnu Mas'ud ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda :

Riba itu mempunyai tujuh puluh macam dosa, yang paling ringan ialah umpama dosa seorang bersetubuh dengan ibunya.

Bersabda Rasulullah saw. :
Dosa ruba lebih besar dari tigapuluh tiga kali berzina yang dilakukan oleh orang dalam agama Islam.

Bersabda Rasulullah saw. :

Satu dirham dari riba yang dimakan oleh orang dengan sengaja lebih berat dosanya dari tigapuluh enam kali berzina.

Diriwayatkan oleh Sitti A'isyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda :

Jika seseorang menjual - menukar - satu dirham dengan dua dirham dan satu dinar dengan dua dinar, maka ia telah melakukan riba, demikian pula jika ia berbuat sesuatu dalam jual beli dengan penipuan - tipu muslihat - ia juga telah melakukan riba dan menipu Allah serta menganggap ayat-ayatNya sebagai olok-olokan.

Menurut Jabir Ibu Abdullah r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah saw. melaknat orang-orang yang memakan riba - pemberi  maupun penerima - dan menjadi penulisnya dan atau saksinya.

Bercerita Samurah Ibnu Jundub r.a. :

Menjadi kebiasaan Rasulullah saw. sesudah beliau sembahyang subuh menghadapi kita (para sahabatnya) yang sedang berkerumun, menceritakan apa yang hendak ia khabarkan. Pada suatu hari beliau menanya sahabatnya : Adakah salah seorang melihat sesuatu dalam mimpi semalam ? Tidak, Ya Rasulullah, jawab sahabat. Kemudian diceritakan oleh Rasulullah bahwa beliau telah melihat semalam dalam mimpi seakan-akan didatangi dua makhluk yang membawanya ke suatu tempat suci dan tibalah di suatu sungai darah di mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki, sedang ditepi sungai itu ada seorang laki-laki lain yang memegang batu-batu ditangannya. Tiap kali orang yang berada di dalam sungai itu mendekati tepi hendak keluar, di lemparlah ia oleh yang berada di tepi dengan batu  yang tepat mengenai sasaran mulutnya dan terpaksalah ia kembali ke tempatnya di tengah sungai darah itu. Kemudian aku menanya siapakah orang itu ? Dijawab : ialah pemakan uang riba.

Hikayat

Menurut cerita Abi Rafi, bahwa pada suatu saat ia menjual satu gelang kaki dari perak kepada Sayidina Abubakar ra., maka tatkala ditimbang gelang itu ternyata lebih berat - lebih banyak dari uang yang harus dibayarkan. Oleh Sayidina Abubakar diambilnya gunting hendak memotong gelang dan mengembalikan kelebihan kepada Abi Rafi yang ditolaknya sambil berkata : Biarlah kelebihan itu untuk kamu hai Khalifah Rasulullah! Dijawab oleh Sayidina Abubakar ra. : Aku pernah mendengar dari Rasulullah saw. bahwa yang menerima maupun yang memberi kelebihan adalah keduanya di dalam neraka.

Ada beberapa alasan mengapa riba diharamkan :

  1. Riba menyebabkan pengambilan harta orang lan tanpa ganti, karena barang siapa menjual atau menukar satu dirham dengan dua dirham secara kontan atau dengan tenggang waktu, ia telah memperoleh satu dirham tanpa ganti dan itulah haram.
  2. Riba diharamkan karena ia menghalangi orang berusaha berdagang, mengingat bahwa dengan jalan riba si pemilik uang bisa memperoleh keuntungan dan kelebihan harta tanpa jerih payah sehingga dengan demikian terputuslah manfaat yang dirasakan oleh orang banyak dari perdagangan dan pencarian rezeki halal.
  3. Riba menghilangkan rasa setia kawan dan amal kebajikan di antara sesama manusia yang saling membutuhkan hutang piutang yang seyogyanya dilakukan melulu atas dasar kemanusiaan dan pengharapan pahala dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
  4. Riba telah diharamkan oleh Allah swt. dengan nash yang tegas, dan tidak semestinya semua perintah Tuhan diketahui hikmatnya oleh makhluknya. 
Jadi kita harus menerimanya walaupun kita belum mengetahui hikmah dan manfaatnya. Dan ketahuilah bahwa dalam suatu hukum juga terdapat nash, maka qias batal.

Diriwayatkan oleh Ubadah Ibnu el Shamit ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda :

Janganlah kamu menjual emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, padi dengan padi, kurma dengan kurma dan garam dengan garam kecuali secara tunai dan seimbang kwalitas maupun kwantitasnya. Akan tetapi boleh menjual emas dengan perak, perak dengan emas, gandum dengan padi dan kurma dengan garam dengan kelebihan - keuntungan - sesuka hatimu menurut persetujuan kedua belah pihak.

Ketahuilah bahwa ada beberapa cara tipu-daya yang digunakan oleh orang-orang yang menjalankan riba guna meloloskan dirinya dan perbuatannya dari hukum riba, cara-cara mana oleh sebagian ahli fiqih dibolehkan dan sebagian dimakruhkan. Misalnya seorang hendak pinjam hutang dari seorang ahli riba barang sepuluh dirham dengan kesanggupan membayar lima belas dirham dalam tenggang waktu satu bulan, maka dilakukannya transaksi ini dalam bentuk jual-beli sepotong baju. Sipiutang seakan-akan menjual baju dengan harga sepuluh dirham kepada si ahli riba yang sesudah menerima dan membayarnya harga baju itu, ia dijualnya kembali kepada sipiutang dengan harga lima belas dirham dengan tenggang waktu satu bulan.

Cara sebagaimana tersebut di atas dan cara-cara serupa yang bertujuan menipu diri sendiri dan memperdaya Tuhan, harus di jauhi oleh orang yang beriman, karena Tuhan maha mengetahui isi hati makhluknya, demikian pula segala transaksi dagang melanggar syariat supaya dihindari agar selamat di hari kemudia di akhirat.
Recent Post

Comments

Popular Posts

Berziarah ke Makam Waliyullah

Adap-adap dalam Berziarah Ke Makam Waliyulloh Ketika mau masuk pintu gerbang makam wali, mulai dengan kaki kanan. Jangan mengeluarkan suara dan hidupkan hati dengan dzikir khofi. Berjalanlah dengan khusu' sampai ke depan pintu makam. Sebelum duduk, sampaikan salam dengan lafadz berikut : Assalamu'alaikum Yaa Waliyyallohi Tahiyyatan Minnii Ilaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu. Artinya : "Salam bagimu wahai kekasih Allah, hormat dariku (sendiri)/dari kami (berombongan) dengan rahmat Allah dan berkah-Nya. Terus membaca surat Al-Faatihah dalam posisi masih berdiri. Selanjutnya duduk bersama-sama dan kontrollah dalam hati agar kondisi dalam keadaan sedang berdzikir khofi. Lalu bertawasullah dengan cara seperti di berikut ini : Bismillahir rahmanir rohimi, Ila hadl rotin nabiyyil musthofa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallama wa 'ala alihi wa ash habihi wa azwajihi wa dzurriyyatihi wa ahli baitihi wa liman dakhola fi baitihi ajma'ina, syay...

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir Tersebutlah tiga orang dari negeri Syam atau Syria sekarang. Nama mereka sebut saja Ubay, Amar dan Hafid. Mereka bermaksud ke Mekah pada musim haji karena ingin bertemu dengan Nabi khidir AS. Nabi khidir AS konon bisa ditemui siapa saja, namun bagi orang awam di Mekah hanya dapat dicari waktu musim haji Akbar yang wukufnya jatuh pada hari Jum’at. “Berarti kita harus mencari di tengah ribuan manusia.”kata Ubay. “Itulah yang sulit,” keluh Amar. “Tapi harus kita coba, bukan ?” sahut Hafid. Keesokan harinya, berangkatlah mereka menuju tanah suci Mekah. Mereka pergi dengan bekal seadanya saja. Alangkah sulitnya perjalanan pada waktu itu. Telah dua minggu lamanya mereka berjalan kaki. Menempuh padang pasir yang luas dan gersang. Tapi belum juga sampai ke tempat yang dituju. Berbagai macam rintangan telah mereka hadapi. Bukan hanya sekedar kekurangan air dan makanan, tapi juga bahaya yang mengancam jiwanya. Kadangkala mereka harus menghada...

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir Pengantar: Bagian ini memuat sebuah prosa yang dikutip dari Suluk · Linglung. Sebuah kitab klasik semacam kumpulan puisi yang berisi : dialog-pertemuan-dan wejangan Nabi Khidir kepada SunanKalijaga . Suluk ini aslinya berbahasa Jawa. menurut penelitiah : penulis isi dari suluk ini hampir sama dengan Serat Dewa Ruci yang  sebelumnya disinyalir oleh para sejarawan sebagai pertemuan Sunan Kalijaga dengan Nabi Khidir. Karena berupa suluk apalagi berisikan wejangan mahaguru para wali. maka orang awam tidak bisa hanya sekali baca langsung : mengerti. Ajaran-ajaran syari'at- ma'rifat-hakikat tingkat tinggi mewarnai suluk ini. PERTEMUAN SUNAN KALIJAGA DENGAN NABI KHDIR  Sete1ah menjalani latihan berat, berupa puasa dan riyadhah-riyadhah lainnya seperti dikubur hidup-hidup selama beberapa hari, Sunan Kalijaga menghadap gurunya yaitu Sunan Bonang. Berkata Sunan Bonang, "Muridku ketahuilah olehmu, jika kau ingin mendapatkan ...
Copyright © Tunjukilah Aku. All rights reserved.