Skip to main content

TIPS DAN ETIKA BERSHALAWAT

 TIPS DAN ETIKA BERSHALAWAT

Tips dan Etika Bershalawat
"Sesungguhnya hari-hari yang paling mulia adalah hari Jum'at. Oleh sebab itu, perbanyaklah bershalawat atasku pada hari Jum'at." [HR. Ibnu Majah, Abu Daud, dan An-Nasa'i]. 

Membaca shalawat bukan sekadar memuji nama junjungan kita, Nabi Muhammad saw, dalam sejumlah kalimat yang indah, tapi juga sebuah laku munajat yang butuh etika dan tips tersendiri. Karenanya, ihwal bershalawat juga terkait ritual berdoa dan berzikir yang kita harapkan diperkenankan Allah sebagai manifestasi ibadah kepada-Nya yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya hingga mendatangkan pahala dan anugerah. Dibutuhkan kondisi, tempat dan waktu tertentu dalam bershalawat. 
Antara lain sebagaimana dijabarkan dalam Ensiklopedi Hukum Islam. 
  1. Bacalah shalawat saat memanjatkan doa kepada Allah swt. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda: "Rasulullah saw mendengar seseorang berdoa dan tidak memulainya dengan memuji Allah dan shalawat atas Nabi Muhammad saw, maka beliau berkata kepadanya: 'Apabila seseorang shalat, maka hendaklah ia memulai dengan memuji Allah dan bershalawat atas Nabi, baru ia berdoa, memohon apa yang ia inginkan kepada Allah." [HR. Ahmad bin Hanbal]. 
  2. Bacalah shalawat saat malam dan hari Jum'at. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya hari-hari yang paling mulia adalah hari Jum'at. Oleh sebab itu, perbanyaklah bershalawat atasku pada hari Jum'at." [HR. Ibnu Majah, Abu Daud, dan An-Nasa’i]. Dalam hadits lain, Nabi saw juga bersabda: "Perbanyaklah oleh kalian membaca shalawat di malam hari Jum’at dan siangnya, karena shalawat kalian disampaikan kepadaku."[HR. Thabrani] 
  3. Bacalah shalawat saat tasyahud awal dan akhir. Hal ini disebutkan dalam hadits yang berbunyi: "Apabila seseorang di antara kalian shalat, maka hendaklah ia membaca "Attahiyyatul mubarakatuh, asshalawatut tayyibatu lili ah washalatu wassalamu 'alaika ayyuhan nabiyyu, wa rahmatullahi wa barakatuh..." [HR. Bukhari dan Muslim]
  4. Bacalah shalawat ketika mengadakan pertemuan dalam majelis, baik dalam rangka kegiatan keagamaan ataupun keduniaan, seperti yang diterangkan Rasulullah saw dalam sabdanya yang berbunyi: "Tidaklah suatu kaum yang duduk dalam majelis, kemudian mereka tidak mengingat [berzikir] kepada Allah dan bershalawat atas Nabi kecuali mereka mengalami kerugian di akhirat." [HR. Tirmidzi]
  5. Bacalah shalawat saat berkhutbah dalam shalat Jum'at, shalat Idul Fitri dan Idul Adha karena membaca shalawat dalam khutbah shalat-shalat tersebut merupakan salah satu rukun khutbah.
Selain hal di atas, sebagian ulama, sebagaimana ditulis Ouraish Shihab, 
menambahkan bahwa membaca shalawat sangat dianjurkan pada waktu-waktu berikut ini:
1.    Setiap nama Rasul saw disebutkan
2.    Akhir Ounut
3.    Setelah takbir kedua dalam shalat jenazah
4.    Setelah selesai kumandang Adzan dan Iqamat
5.    Saat berdoa pada awal, pertengahan, dan akhir berdoa
6.    Ketika masuk dan keluar masjid
7.    Ketika berziarah ke makam Nabi
8.    Ketika khatam membaca Our’an
9.    Ketika berdiri meninggalkan suatumajelis
10.    Ketika mengalami keresahan
11.    Setelah menulis nama beliau
12.    Ketika akan tidur
13.    Ketika masuk rumah
14.    Ketika memulai pembicaraan yang penting
15.    Dan lain-lainnya.

Sumber Majalah Hidayah
Recent Post

Comments

Popular Posts

Berziarah ke Makam Waliyullah

Adap-adap dalam Berziarah Ke Makam Waliyulloh Ketika mau masuk pintu gerbang makam wali, mulai dengan kaki kanan. Jangan mengeluarkan suara dan hidupkan hati dengan dzikir khofi. Berjalanlah dengan khusu' sampai ke depan pintu makam. Sebelum duduk, sampaikan salam dengan lafadz berikut : Assalamu'alaikum Yaa Waliyyallohi Tahiyyatan Minnii Ilaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu. Artinya : "Salam bagimu wahai kekasih Allah, hormat dariku (sendiri)/dari kami (berombongan) dengan rahmat Allah dan berkah-Nya. Terus membaca surat Al-Faatihah dalam posisi masih berdiri. Selanjutnya duduk bersama-sama dan kontrollah dalam hati agar kondisi dalam keadaan sedang berdzikir khofi. Lalu bertawasullah dengan cara seperti di berikut ini : Bismillahir rahmanir rohimi, Ila hadl rotin nabiyyil musthofa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallama wa 'ala alihi wa ash habihi wa azwajihi wa dzurriyyatihi wa ahli baitihi wa liman dakhola fi baitihi ajma'ina, syay...

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir Tersebutlah tiga orang dari negeri Syam atau Syria sekarang. Nama mereka sebut saja Ubay, Amar dan Hafid. Mereka bermaksud ke Mekah pada musim haji karena ingin bertemu dengan Nabi khidir AS. Nabi khidir AS konon bisa ditemui siapa saja, namun bagi orang awam di Mekah hanya dapat dicari waktu musim haji Akbar yang wukufnya jatuh pada hari Jum’at. “Berarti kita harus mencari di tengah ribuan manusia.”kata Ubay. “Itulah yang sulit,” keluh Amar. “Tapi harus kita coba, bukan ?” sahut Hafid. Keesokan harinya, berangkatlah mereka menuju tanah suci Mekah. Mereka pergi dengan bekal seadanya saja. Alangkah sulitnya perjalanan pada waktu itu. Telah dua minggu lamanya mereka berjalan kaki. Menempuh padang pasir yang luas dan gersang. Tapi belum juga sampai ke tempat yang dituju. Berbagai macam rintangan telah mereka hadapi. Bukan hanya sekedar kekurangan air dan makanan, tapi juga bahaya yang mengancam jiwanya. Kadangkala mereka harus menghada...

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir Pengantar: Bagian ini memuat sebuah prosa yang dikutip dari Suluk · Linglung. Sebuah kitab klasik semacam kumpulan puisi yang berisi : dialog-pertemuan-dan wejangan Nabi Khidir kepada SunanKalijaga . Suluk ini aslinya berbahasa Jawa. menurut penelitiah : penulis isi dari suluk ini hampir sama dengan Serat Dewa Ruci yang  sebelumnya disinyalir oleh para sejarawan sebagai pertemuan Sunan Kalijaga dengan Nabi Khidir. Karena berupa suluk apalagi berisikan wejangan mahaguru para wali. maka orang awam tidak bisa hanya sekali baca langsung : mengerti. Ajaran-ajaran syari'at- ma'rifat-hakikat tingkat tinggi mewarnai suluk ini. PERTEMUAN SUNAN KALIJAGA DENGAN NABI KHDIR  Sete1ah menjalani latihan berat, berupa puasa dan riyadhah-riyadhah lainnya seperti dikubur hidup-hidup selama beberapa hari, Sunan Kalijaga menghadap gurunya yaitu Sunan Bonang. Berkata Sunan Bonang, "Muridku ketahuilah olehmu, jika kau ingin mendapatkan ...
Copyright © Tunjukilah Aku. All rights reserved.