Skip to main content

Keselamatan, Uzlah dan Beribadah


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala Puji bagi Allah Tuhan Sekalian Alam, Shalawat dan Salam tercurah keharibaan baginda Nabi Muhammad SAW. 
Materi kuliah kali ini yaitu tentang Keselamatan, Uzlah dan Beribadah.

Keselamatan
Carilah keselamatan! Semoga orang yang mencarinya menemukannya. Tentu lebih mengherankan jika ada orang lebih memilih mencari musibah. Di zaman sekarang ini, keselamatan benar-benar merupakan kemuliaan. Keselamatan terdapat dalam khumul (menyembunyikan diri dan tidak memilih menjadi orang yang dikenal, padahal ia orang yang sangat alim dan cakap. Orang yang khumul tetap hidup di masyarakat ramai, tetapi ia menyamarkan penampilannya supaya tidak dikenal orang). Jika keselamatan tidak dalam khumul, maka uzlah (mengasingkan diri di tempat yang sepi) adalah pilihannya dan uzlah memang tidak seperti khumul. Jika tidak bisa 'uzlah, maka diam bisa jadi gantinya. Diam memang tidak sama dengan 'uzlah. Jika diam tidak membahayakannya, maka bicaralah yang bermanfaat dan tidak membahayakan, dan memang berbicara yang bermanfaat tidak seperti diam.
Jika benar-benar menginginkan keselamatan, maka jangan mempertentangkan sesuatu yang berlawanan atau menciptakan persaingan di antara berbagai pola yang berbeda-beda. Jika ada orang yang mengatakan "sayalah", maka jawablah. "ya kamu." jika ia mengatakan, "milik saya', maka jawablah, "Ya milikmu. "Keselamatan ada dalam hilangnya popularitas. Hilangnya popularitas terdapat dalam hilangnya kehendak, dan hilangnya kehendak ada dalam meninggalkan sikap yang mengaku-aku berilmu atau berkuasa. Ia hanya mengutamakan Allah.

'Uzlah
Orang 'uzlah membutuhkan sepuluh hal, yaitu mengetahui yang hak dan yang batil, zuhud dan memilih kesulitan, melakukan khalwah dan mencari selamat, memperhatikan akibat, memandang orang lain lebih utama daripada dirinya, menyingkirkan keburukan dirinya dari manusia, tidak malas bekerja, tidak heran atas apa yang dimilikinya, rumahnya sepi dari sesuatu yang berlebih-lebihan (bagi murid dibolehkan memilih jatah lebih untuk satu hari, sedangkan bagi orang yang ma'rifat hanya dibolehkan memiliki jatah yang pas), dan memutuskan apa saja yang dapat memutuskan hubungan dengan Allah.
Rasulullah saw. berkata kepada  Hudzaifah bin Al Yaman, " Jadikanlah rumahmu tertutup."  'Isa bin Maryam as. berkata, "Kuasailah lidahmu, luaskan rumahmu, dan tempatkan dirimu di tempat singa yang buas dan api yang membakar. Manusia adalah daun bila tanpa duri, maka ia menjadi duri tanpa daun. Manusia adalah obat bagi orang yang mencari kesembuhan, lalu mereka jadi penyakit yang tidak ada obatnya.
Dawud Al Tha'i pernah ditanya, "Mengapa kamu tidak bergaul dengan manusia?" Ia menjawab,  "Bagaimana saya bergaul dengan orang yang akan mengikuti aib-aib saya yang besar. Tidak ada makhluk yang mengetahuinya, baik yang kecil maupun yang hina. Barangsiapa bermanis-manis dengan Allah, maka ia kasar kepada selainNya. "Al Fudhlail berkata, "Jikakamu mampu menempati suatu tempat yang tidak kamu kenal atau tidak mengenalmu, maka lakukan." Sulaiman berkata, "Keinginanku pada dunia adalah memakai mantel kumal, tinggal di suatu perkampungan yang tidak seorangpun mengenal saya, dan tidak mempunyai persediaan makan pagi dan makan sore."
Rasulullah saw., 
"Akan datang suatu zaman yang ketika itu orang berpegangan agamanya seperti orang yang menggenggam sebutir batu yang membara, dan baginya suatu pahala (sebanding dengan) 50 pahala kalian."

'Uzlah bisa menjaga tubuh, mengosongkan hati, tidak tergoda dengan hak makhluk, menutup pintu dunia, menghancurkan senjata setan, dan memakmurkan yang zahir dan yang batin.

Ibadah
Penuhilah kewajiban! Jika kamu berhasil memenuhi kewajibanmu, maka engkau adalah engkau. Tambahilah ibadah sunnah untuk menjaga ibadah wajib. Setiap kali ibadah bertambah, tambah pula rasa syukur dan khauf. Yahya bin Mu'adz berkata "Saya heran terhadap orang yang mencari keutamaan, tapi meninggalkan kewajiban. Jika seorang punya hutang, maka apa yang menjadi miliknya menjadi hak pemilik tagihan."
Abu Bakar Al Warraq berkata, "Pada masa ini dermakanlah empal hal untuk empat hal : keutamaan didermakan pada kewajiban, yang zahir didermakan pada yang batin, akhlak didermakan kepada nafsu, dan bicara didermakan pada perbuatan."
Inilah uraian materi Jalan Hidup Kaum sufi, semoga ada manfaatnya.

Wassalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.
Recent Post

Comments

Popular Posts

Berziarah ke Makam Waliyullah

Adap-adap dalam Berziarah Ke Makam Waliyulloh Ketika mau masuk pintu gerbang makam wali, mulai dengan kaki kanan. Jangan mengeluarkan suara dan hidupkan hati dengan dzikir khofi. Berjalanlah dengan khusu' sampai ke depan pintu makam. Sebelum duduk, sampaikan salam dengan lafadz berikut : Assalamu'alaikum Yaa Waliyyallohi Tahiyyatan Minnii Ilaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu. Artinya : "Salam bagimu wahai kekasih Allah, hormat dariku (sendiri)/dari kami (berombongan) dengan rahmat Allah dan berkah-Nya. Terus membaca surat Al-Faatihah dalam posisi masih berdiri. Selanjutnya duduk bersama-sama dan kontrollah dalam hati agar kondisi dalam keadaan sedang berdzikir khofi. Lalu bertawasullah dengan cara seperti di berikut ini : Bismillahir rahmanir rohimi, Ila hadl rotin nabiyyil musthofa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallama wa 'ala alihi wa ash habihi wa azwajihi wa dzurriyyatihi wa ahli baitihi wa liman dakhola fi baitihi ajma'ina, syay...

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir Tersebutlah tiga orang dari negeri Syam atau Syria sekarang. Nama mereka sebut saja Ubay, Amar dan Hafid. Mereka bermaksud ke Mekah pada musim haji karena ingin bertemu dengan Nabi khidir AS. Nabi khidir AS konon bisa ditemui siapa saja, namun bagi orang awam di Mekah hanya dapat dicari waktu musim haji Akbar yang wukufnya jatuh pada hari Jum’at. “Berarti kita harus mencari di tengah ribuan manusia.”kata Ubay. “Itulah yang sulit,” keluh Amar. “Tapi harus kita coba, bukan ?” sahut Hafid. Keesokan harinya, berangkatlah mereka menuju tanah suci Mekah. Mereka pergi dengan bekal seadanya saja. Alangkah sulitnya perjalanan pada waktu itu. Telah dua minggu lamanya mereka berjalan kaki. Menempuh padang pasir yang luas dan gersang. Tapi belum juga sampai ke tempat yang dituju. Berbagai macam rintangan telah mereka hadapi. Bukan hanya sekedar kekurangan air dan makanan, tapi juga bahaya yang mengancam jiwanya. Kadangkala mereka harus menghada...

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir Pengantar: Bagian ini memuat sebuah prosa yang dikutip dari Suluk · Linglung. Sebuah kitab klasik semacam kumpulan puisi yang berisi : dialog-pertemuan-dan wejangan Nabi Khidir kepada SunanKalijaga . Suluk ini aslinya berbahasa Jawa. menurut penelitiah : penulis isi dari suluk ini hampir sama dengan Serat Dewa Ruci yang  sebelumnya disinyalir oleh para sejarawan sebagai pertemuan Sunan Kalijaga dengan Nabi Khidir. Karena berupa suluk apalagi berisikan wejangan mahaguru para wali. maka orang awam tidak bisa hanya sekali baca langsung : mengerti. Ajaran-ajaran syari'at- ma'rifat-hakikat tingkat tinggi mewarnai suluk ini. PERTEMUAN SUNAN KALIJAGA DENGAN NABI KHDIR  Sete1ah menjalani latihan berat, berupa puasa dan riyadhah-riyadhah lainnya seperti dikubur hidup-hidup selama beberapa hari, Sunan Kalijaga menghadap gurunya yaitu Sunan Bonang. Berkata Sunan Bonang, "Muridku ketahuilah olehmu, jika kau ingin mendapatkan ...
Copyright © Tunjukilah Aku. All rights reserved.