Skip to main content

Keluar Rumah, Memasuki Masjid


Jika kamu keluar rumah menuju masjid, maka ketahuilah bahwa Allah mempunyai hak atas dirimu yang wajib kamu penuhi. Dari hal itu ketenangan, kewibawaan, dan mengambil pelajaran dari makhluk-makhluk Allah, yang baik maupun yang buruk, harus kamu lakukan.

“Dari perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (QS. Al Ankabut: 43).

Oleh sebab itu, tutuplah pandanganmu dari melihat sesuatu yang melupakan dan syahwat. Sebarkanlah salam, baik salam pertama maupun salam jawaban. Tolonglah orang yang minta tolong kepadamu jika urusannya adalah kebenaran. Perintahkanlah kebaikan dan cegahlah kemungkaran jika engkau memang mampu, dan berilah petunjuk orang yang sesat.

Jika telah sampai di depan pintu masjid, maka ketahuilah bahwa yang kamu tuju adalah “rumah" Dzat Maha Raja Yang Maha Agung. Tidak ada yang bisa menghadap kecuali orang yang suci dan tidak ada yang bisa naik kecuali orang yang ikhlas. Pikirkanlah dirimu. Siapakah kamu? Milik siapakah kamu? Dari mana asalmu? Untuk apa kamu hidup? Jika kamu telah memperbaiki dirimu untuk berkhidmah kepadaNya, maka masukilah kapal panggilan dan keamanan. Jika tidak, maka berhentilah di tempatmu. Hubungan telah terputus dan jalanmu tertutup. Jika Allah telah mengetahui dari hatimu bahwa kamu telah menghadap kepadaNya, berarti kamu telah diizinkan. Kamu menjadi kamu tanpa kamu. Allah merahmati hambaNya, memuliakan tamuNya, memberi orang yang meminta kepadaNya, dan tetap berbuat baik kepada orang yang berpaling dari-Nya, maka bagaimana dengan orang yang menghadap ke hadiratNya?


Jika kamu telah menghadapkan wajahmu ke kiblat, maka menghadaplah dengan hatimu yang benar dan jujur. Ingatlah, berdirimu di hadapanNya seperti berdirimu pada hari pengadilan akhir. Berdirilah di atas kaki khauf dan raja'. Hapuskanlah hatimu dari memandang dunia dan makhluk. Tujukan semangat dan angan-anganmu kepadaNya karena Dia tidak akan menolak orang yang lari dariNva juga tidak menggagalkan orang yang meminta kepadaNya. .Jika kamu mengatakan, “Allah Akbar/ Allah Maha Besar”, maka ketahuilah bahwa Dia tidak membutuhkan khidmah dan dzikirmu, karena butuh merupakan sifat dasar makhluk, sedangkan Dia adalah Dzat Yang Maha Kaya dan tidak butuh pelayanan dan dzikir dari makhlukNya. Dia memberimu tugas-tugas yang hakikatnya untuk mendekatkanmu kepadaNya, untuk memperoleh ampunan dan rahmatNya, dan untuk menjauhkanmu dari murka dan siksaNya.


 

“Dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat taqwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat taqwa itu dan patut memilikinya. ” (QS. Al Fath: 26).

“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta pada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu. ” (QS. Al Hujarat: 7).

Oleh sebab itu, bersyukurlah kepada Allah karena Allah telah menjadikanmu orang yang ahli berkhidmah kepadaNya. “Dia adalah [Tuhan yang kita patut] bertaqwa [kepadaNya] dan berhak memberi ampun.” (QS. Al Muddatstsir: 56). Artinya, Dia adalah Tuhan yang mampu memelihara makhlukNva, lalu mengampuni orang yang bertaqwa kepadaNya.


Allah swt. berfirman [yang artinya]: “Apabila kamu membaca Al Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan pasrah kepada Tuhan mereka. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanya atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya denganNya.” (QS. Al Nahl: 98-100). “Sesungguhnya siapa yang menjadikannya (setan) pemimpin, maka ia pasti akan menyesatkannya.” (QS. Al Hajj: 4).

Itulah sebabnya, ingatlah janji Allah atas dirimu dalam wahyuNya. Renungkanlah bagaimana kamu membaca Kalam dan Kitab SuciNya, lalu bacalah dengan tertib dan pikirkanlah isinya. Pada waktu menemukan bacaan-bacaan yang berisi janji-janji, ancaman, contoh-contoh, nasihat-nasihat, perintah dan laranganNya, maka berhentilah untuk merenungkannya. Kita harus khawatir terhadap diri kita yang merasa sudah menegakkan hukum-hukum Allah, padahal sebenarnya kita lupa dan justru menyia-nyiakannya.

Recent Post

Comments

Popular Posts

Berziarah ke Makam Waliyullah

Adap-adap dalam Berziarah Ke Makam Waliyulloh Ketika mau masuk pintu gerbang makam wali, mulai dengan kaki kanan. Jangan mengeluarkan suara dan hidupkan hati dengan dzikir khofi. Berjalanlah dengan khusu' sampai ke depan pintu makam. Sebelum duduk, sampaikan salam dengan lafadz berikut : Assalamu'alaikum Yaa Waliyyallohi Tahiyyatan Minnii Ilaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu. Artinya : "Salam bagimu wahai kekasih Allah, hormat dariku (sendiri)/dari kami (berombongan) dengan rahmat Allah dan berkah-Nya. Terus membaca surat Al-Faatihah dalam posisi masih berdiri. Selanjutnya duduk bersama-sama dan kontrollah dalam hati agar kondisi dalam keadaan sedang berdzikir khofi. Lalu bertawasullah dengan cara seperti di berikut ini : Bismillahir rahmanir rohimi, Ila hadl rotin nabiyyil musthofa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallama wa 'ala alihi wa ash habihi wa azwajihi wa dzurriyyatihi wa ahli baitihi wa liman dakhola fi baitihi ajma'ina, syay...

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir Tersebutlah tiga orang dari negeri Syam atau Syria sekarang. Nama mereka sebut saja Ubay, Amar dan Hafid. Mereka bermaksud ke Mekah pada musim haji karena ingin bertemu dengan Nabi khidir AS. Nabi khidir AS konon bisa ditemui siapa saja, namun bagi orang awam di Mekah hanya dapat dicari waktu musim haji Akbar yang wukufnya jatuh pada hari Jum’at. “Berarti kita harus mencari di tengah ribuan manusia.”kata Ubay. “Itulah yang sulit,” keluh Amar. “Tapi harus kita coba, bukan ?” sahut Hafid. Keesokan harinya, berangkatlah mereka menuju tanah suci Mekah. Mereka pergi dengan bekal seadanya saja. Alangkah sulitnya perjalanan pada waktu itu. Telah dua minggu lamanya mereka berjalan kaki. Menempuh padang pasir yang luas dan gersang. Tapi belum juga sampai ke tempat yang dituju. Berbagai macam rintangan telah mereka hadapi. Bukan hanya sekedar kekurangan air dan makanan, tapi juga bahaya yang mengancam jiwanya. Kadangkala mereka harus menghada...

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir Pengantar: Bagian ini memuat sebuah prosa yang dikutip dari Suluk · Linglung. Sebuah kitab klasik semacam kumpulan puisi yang berisi : dialog-pertemuan-dan wejangan Nabi Khidir kepada SunanKalijaga . Suluk ini aslinya berbahasa Jawa. menurut penelitiah : penulis isi dari suluk ini hampir sama dengan Serat Dewa Ruci yang  sebelumnya disinyalir oleh para sejarawan sebagai pertemuan Sunan Kalijaga dengan Nabi Khidir. Karena berupa suluk apalagi berisikan wejangan mahaguru para wali. maka orang awam tidak bisa hanya sekali baca langsung : mengerti. Ajaran-ajaran syari'at- ma'rifat-hakikat tingkat tinggi mewarnai suluk ini. PERTEMUAN SUNAN KALIJAGA DENGAN NABI KHDIR  Sete1ah menjalani latihan berat, berupa puasa dan riyadhah-riyadhah lainnya seperti dikubur hidup-hidup selama beberapa hari, Sunan Kalijaga menghadap gurunya yaitu Sunan Bonang. Berkata Sunan Bonang, "Muridku ketahuilah olehmu, jika kau ingin mendapatkan ...
Copyright © Tunjukilah Aku. All rights reserved.