Skip to main content

Jalan Orang-Orang Ma'rifat

JALAN ORANG-ORANG MA’RIFAT

Segala puji bagi Allah, Dzat Yang telah menerangi hati orang-­orang ma'rifat dengan berdzikir kepadaNya, menggerakkan lidah mereka dengan mensyukuri nikmatNya, dan memak­murkan organ-organ tubuh mereka dengan berkhidmah kepa­daNya. Mereka ini adalah taman surga manusia yang tempat gembalaan mereka Di kebun-kebun ahli ma'rifat itu, orang-orang menumpahkan cinta mereka. Allah selalu menyebut-nyebut me­reka dan mereka menyebut-nyebut Allah. Alalh mencintai me­reka dan mereka mencintai Allah. AJlah meridlai mPreka dan mereka ridla kepada Allah.
Modal ma'rifat mereka adalah kefakiran. Menejemen me­reka adalah getaran hati karena mengingat Allah. Ilmu mereka adalah obat penghapus dosa. Ma'rifat mereka adalah obat hati. Mereka adalah lampu-lampu yang memancarkan hujjah-hujjah Allah. Mereka adalah kunci. Kunci pembuka gudang-gudang hikmah Allah. Imam mereka adalah rembulan yang bersinar terang dan panglima mereka adalah cahaya, dan dia itu adalah junjungan seluruh umat manusia, yaitu Muhammad bin Abdul­lah bin Abdul Muththallib. Beliau adalah Rasul penutup, buah suci dari pohon yangdiberkati, yangpangkalnya adalah taubid dan cabang-cabangnya adalah taqwa.

"(Pohon itu) tumbuh tidak di sebelah timur juga tidak di sebelah barait yang minyaknya hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atus cahaya. Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang Dia kehen­daki. dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. '' (QS Al Nuur: 35).


"Barangsiapa tidak diberi cahaya oleh Allah, maka baginya tidak ada cahaya sedikit pun.'' (QS. Al Nuur: 10).

Shalawat Nabi menerangi langit dan bumi. Jejak-jejak ca­hayanya meninggi dan bersemayam dalam hati orang-orang yang suci. Shalawatnya mengharumkan dunia. menjadi kabar gembira bagi para Nabi. Shalawatnya juga menaungi keluarga­nya yang sud dan para sahabatnya yang disucikan.

Murid-murid Sufi

Mengawali untuk menjadi murid sufi, ia berkeliling di atas tiga prinsip utama, yaitu khauf, raja' dan hub (takut, harap, dan cinta). Khauf (takut) adalah cabang ilmu, rajak (berharap) adalah cabang keyakinan, sedang hub (cinta) adalah cabang ma'rifat. Bukti khauf adalah lari (dari dosa]. Bukti raja' adalah mencari (Allah). Dan bukti hub adalah memutlakkan atau meng­utamakan Dzat yang dicintai. Perumpamaan tiga hal itu adalah Masjidil Haram, masjid, dan Ka'bah. Barangsiapa masuk Mas­jidil Haram, ia pasti aman dari gangguan makhluk. Barangsiapa masuk masjid (masjid umum), tubuhnya harus dijaga dari melakukan maksiat. Barangsiapa masuk Ka'bah, maka hatinya aman dari mengingat selain Allah. Jika seorang hamba mene­tapi kebaikan ini, ia ditetapkan mampu memandang di kegelap­an malam dan di terangnya siang. Ia tahu jika salah satunya muncul, maka yang satu hilang. Jika gelapnya malam muncul, maka terangnya siang hilang. Jika cahaya siang naik, maka kege­lapan malam turun menghilang.
Demikian juga dengan cahaya ma'rifat. Jika cahaya ma'rifat bersinar, maka kegelapan maksiat menghilang dari peredaran tubuh. Jika suatu keadaan yang diridhainya mengondisikannya untuk menyongsong maut. ia bersyukur kepada Allah atas taufiq dan pemeliharaan Nya. Jika suatu keadaan yang dibencinya me­nguasainya dan maut bersamanya, ia beralih dari keadaan itu dengan keteguhan tekad dan kesempurnaan perjuangan. Ia tahu bahwa tidak ada tempat berlindung dari murka Allah kecuali kembali kepada Allah. Ia juga sadar bahwa tidak ada yang bisa mengantarkannya untuk sampai kepada Allah kecuali bersamaNya. Ia menyesal atas kesalahan-kesalahan yang per­nah diperbuatnya. Ia prihatin atas usianya yang pernah dipakai untuk berbuat dosa. Ia kembali dan memohon pertolongan ke­pada Allah agar menyucikan badan wadagnya dari dosa-dosa dan menjernihkan batinnya dari aib. Ia memutus senar nyanyi­an Iupa dari hatinya, memadamkan api yang membakar syah­watnya, berjalan lurus di atas titian kebenaran, dan mengenda­rai kendaraan kejujuran. Sesungguhnya siang adalah bukti ke­hidupan akhirat dan malam adalah bukti kehidupan dunia. Ti­dur adalah saksi kematian. Seorang hamba pasti mendatangi apa yang telah lewat dan menyesali apa yang telah berlalu.
 "Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya."  (QS. Al Qiyamah: 13).

Halaman Selanjutnya Hukum .....
Recent Post

Comments

Popular Posts

Berziarah ke Makam Waliyullah

Adap-adap dalam Berziarah Ke Makam Waliyulloh Ketika mau masuk pintu gerbang makam wali, mulai dengan kaki kanan. Jangan mengeluarkan suara dan hidupkan hati dengan dzikir khofi. Berjalanlah dengan khusu' sampai ke depan pintu makam. Sebelum duduk, sampaikan salam dengan lafadz berikut : Assalamu'alaikum Yaa Waliyyallohi Tahiyyatan Minnii Ilaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu. Artinya : "Salam bagimu wahai kekasih Allah, hormat dariku (sendiri)/dari kami (berombongan) dengan rahmat Allah dan berkah-Nya. Terus membaca surat Al-Faatihah dalam posisi masih berdiri. Selanjutnya duduk bersama-sama dan kontrollah dalam hati agar kondisi dalam keadaan sedang berdzikir khofi. Lalu bertawasullah dengan cara seperti di berikut ini : Bismillahir rahmanir rohimi, Ila hadl rotin nabiyyil musthofa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallama wa 'ala alihi wa ash habihi wa azwajihi wa dzurriyyatihi wa ahli baitihi wa liman dakhola fi baitihi ajma'ina, syay...

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir Tersebutlah tiga orang dari negeri Syam atau Syria sekarang. Nama mereka sebut saja Ubay, Amar dan Hafid. Mereka bermaksud ke Mekah pada musim haji karena ingin bertemu dengan Nabi khidir AS. Nabi khidir AS konon bisa ditemui siapa saja, namun bagi orang awam di Mekah hanya dapat dicari waktu musim haji Akbar yang wukufnya jatuh pada hari Jum’at. “Berarti kita harus mencari di tengah ribuan manusia.”kata Ubay. “Itulah yang sulit,” keluh Amar. “Tapi harus kita coba, bukan ?” sahut Hafid. Keesokan harinya, berangkatlah mereka menuju tanah suci Mekah. Mereka pergi dengan bekal seadanya saja. Alangkah sulitnya perjalanan pada waktu itu. Telah dua minggu lamanya mereka berjalan kaki. Menempuh padang pasir yang luas dan gersang. Tapi belum juga sampai ke tempat yang dituju. Berbagai macam rintangan telah mereka hadapi. Bukan hanya sekedar kekurangan air dan makanan, tapi juga bahaya yang mengancam jiwanya. Kadangkala mereka harus menghada...

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir Pengantar: Bagian ini memuat sebuah prosa yang dikutip dari Suluk · Linglung. Sebuah kitab klasik semacam kumpulan puisi yang berisi : dialog-pertemuan-dan wejangan Nabi Khidir kepada SunanKalijaga . Suluk ini aslinya berbahasa Jawa. menurut penelitiah : penulis isi dari suluk ini hampir sama dengan Serat Dewa Ruci yang  sebelumnya disinyalir oleh para sejarawan sebagai pertemuan Sunan Kalijaga dengan Nabi Khidir. Karena berupa suluk apalagi berisikan wejangan mahaguru para wali. maka orang awam tidak bisa hanya sekali baca langsung : mengerti. Ajaran-ajaran syari'at- ma'rifat-hakikat tingkat tinggi mewarnai suluk ini. PERTEMUAN SUNAN KALIJAGA DENGAN NABI KHDIR  Sete1ah menjalani latihan berat, berupa puasa dan riyadhah-riyadhah lainnya seperti dikubur hidup-hidup selama beberapa hari, Sunan Kalijaga menghadap gurunya yaitu Sunan Bonang. Berkata Sunan Bonang, "Muridku ketahuilah olehmu, jika kau ingin mendapatkan ...
Copyright © Tunjukilah Aku. All rights reserved.