Skip to main content

TIDAK MEMBANGKANG KEPADA ALLAH SWT.

Jauhilah sekuat dayamu dan rohmu terhadap sifat pembangkang kepada Allah Yang Mahamulia dan Agung itu. Bertumpulah sekuat dayamu untuk mematuhi-Nya dengan doa dan tobatmu, menunjukkan kebutuhanmu atas kepatuhan dan kerendahan hatimu, dan dengan penuh khusyuk. Jangan mengikuti nafsu hewanimu selagi engkau bertawadu. Jangan pula engkau mengharapkan balasan duniawi atas doa yang kau lakukan, jangan pula ukhrawi, dan jangan pula mengharapkan maqam yang lebih tinggi. 

Renungkanlah dengan rohmu yang suci bahwa sesungguhnya engkau adalah hamba-Nya. Seorang hamba dan segala yang dimilikinya adalah milik tuannya. Dengan begitu, engkau tidak akan dapat mengakui segala apa pun, baik yang kau miliki maupun yang melekat pada dirimu karena semua itu milik Allah SWT. Jangan sekali-kali engkau menyalahkan Tuhanmu, tetapi berperilakulah dengan baik dan terpuji. Sebab, segala sesuatu berjalan atas ketentuan-Nya. Jangan coba-coba menyalahkan ketentuan-Nya itu. Segala yang dimajukan, tak sedikit pun dapat dimundurkan. Segala yang dimundurkan, tak sejengkal pun dapat dimajukan oleh makhluk-Nya. Begitulah Allah SWT. berkehendak atas keinginan-Nya sendiri terhadap dirimu dan segala keadaanmu. 

Allah SWT. juga berkuasa menganugerahkan tempat tinggal yang kekal di akhirat. Sekaligus menjadikan dirimu sebagai pemilik akhirat itu. Ia akan menganugerahkan pula kepadamu karunia-karunia yang tidak dapat dilihat oleh mata, tidak mampu didengar telinga, dan tidak satu pun hati manusia dapat merasakannya, kecuali roh hamba yang beriman. Allah SWT. berfirman. 

Artinya: 
"Tak satu jiwa pun yang mengetahui segala yang disembunyikan bagi mereka, yaitu yang akan menyejukkan pandangan, sebagai balasan atas yang mereka perbuat." (Q.S. As-Sajdah [32]: 17) 

Balasan yang dimaksudkan ialah karena kepatuhanmu dan kepasrahanmu kepada Allah SWT. dalam segala hal dan dalam segala keadaan. 

Berkenaan dengan hal tersebut di atas (yang Allah telah menganugerahkan masalah duniawi, menjadikannya pemiliknya, merahmatinya, dan melimpahkan karunia-Nya), Dia melakukan itu lantaran keimanan seseorang bagaikan padang tandus yang di dalamnya tidak ada air, pohon, tetumbuhan, dan buah-buahan. Lalu ditebarkan-Nya pupuk serta segala yang berkenaan dengan itu, untuk menumbuhkan pepohonan. Inilah dunia dan segala isinya, untuk menjaga segala yang ditumbuhkan-Nya di dalamnya berupa pohon iman dan tanaman amal. 

Seandainya hal itu pupus, tanah, tetumbuhan, dan pepohonan menjadi kering. Buahnya jatuh dan seluruh kampung menjadi sunyi. ==> Keimanan Yang Kuat kepada-Nya==>

Recent Post

Comments

Popular Posts

Berziarah ke Makam Waliyullah

Adap-adap dalam Berziarah Ke Makam Waliyulloh Ketika mau masuk pintu gerbang makam wali, mulai dengan kaki kanan. Jangan mengeluarkan suara dan hidupkan hati dengan dzikir khofi. Berjalanlah dengan khusu' sampai ke depan pintu makam. Sebelum duduk, sampaikan salam dengan lafadz berikut : Assalamu'alaikum Yaa Waliyyallohi Tahiyyatan Minnii Ilaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu. Artinya : "Salam bagimu wahai kekasih Allah, hormat dariku (sendiri)/dari kami (berombongan) dengan rahmat Allah dan berkah-Nya. Terus membaca surat Al-Faatihah dalam posisi masih berdiri. Selanjutnya duduk bersama-sama dan kontrollah dalam hati agar kondisi dalam keadaan sedang berdzikir khofi. Lalu bertawasullah dengan cara seperti di berikut ini : Bismillahir rahmanir rohimi, Ila hadl rotin nabiyyil musthofa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallama wa 'ala alihi wa ash habihi wa azwajihi wa dzurriyyatihi wa ahli baitihi wa liman dakhola fi baitihi ajma'ina, syay...

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir Tersebutlah tiga orang dari negeri Syam atau Syria sekarang. Nama mereka sebut saja Ubay, Amar dan Hafid. Mereka bermaksud ke Mekah pada musim haji karena ingin bertemu dengan Nabi khidir AS. Nabi khidir AS konon bisa ditemui siapa saja, namun bagi orang awam di Mekah hanya dapat dicari waktu musim haji Akbar yang wukufnya jatuh pada hari Jum’at. “Berarti kita harus mencari di tengah ribuan manusia.”kata Ubay. “Itulah yang sulit,” keluh Amar. “Tapi harus kita coba, bukan ?” sahut Hafid. Keesokan harinya, berangkatlah mereka menuju tanah suci Mekah. Mereka pergi dengan bekal seadanya saja. Alangkah sulitnya perjalanan pada waktu itu. Telah dua minggu lamanya mereka berjalan kaki. Menempuh padang pasir yang luas dan gersang. Tapi belum juga sampai ke tempat yang dituju. Berbagai macam rintangan telah mereka hadapi. Bukan hanya sekedar kekurangan air dan makanan, tapi juga bahaya yang mengancam jiwanya. Kadangkala mereka harus menghada...

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir Pengantar: Bagian ini memuat sebuah prosa yang dikutip dari Suluk · Linglung. Sebuah kitab klasik semacam kumpulan puisi yang berisi : dialog-pertemuan-dan wejangan Nabi Khidir kepada SunanKalijaga . Suluk ini aslinya berbahasa Jawa. menurut penelitiah : penulis isi dari suluk ini hampir sama dengan Serat Dewa Ruci yang  sebelumnya disinyalir oleh para sejarawan sebagai pertemuan Sunan Kalijaga dengan Nabi Khidir. Karena berupa suluk apalagi berisikan wejangan mahaguru para wali. maka orang awam tidak bisa hanya sekali baca langsung : mengerti. Ajaran-ajaran syari'at- ma'rifat-hakikat tingkat tinggi mewarnai suluk ini. PERTEMUAN SUNAN KALIJAGA DENGAN NABI KHDIR  Sete1ah menjalani latihan berat, berupa puasa dan riyadhah-riyadhah lainnya seperti dikubur hidup-hidup selama beberapa hari, Sunan Kalijaga menghadap gurunya yaitu Sunan Bonang. Berkata Sunan Bonang, "Muridku ketahuilah olehmu, jika kau ingin mendapatkan ...
Copyright © Tunjukilah Aku. All rights reserved.