Skip to main content

Tubuh Yang Bercahaya

Tubuh Rasulullah Memancarkan Nyala Api dan Petir

Setiap nabi dan rasul itu memiliki mukjizat yang berbeda yang disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya dan kebutuhannya. Dan, di antara para nabi dan rasul yang paling banyak memiliki mukjizat adalah Rasulullah saw.. Banyak para sahabat yang menyaksikan dengan mata kepala sendiri tentang kehebatan mukjizat Rasulullah saw, baik di saat damai maupun ketika berada di medan pertempuran. Salah satu mukjizat beliau yang spektakuler adalah tubuhnya memancarkan nyala api dan petir sebagai tameng dari serangan lawan yang hendak membunuhnya.

Dikisahkan, pada saat Rasulullah saw. berangkat menuju ke medan Perang Hunain, di antara yang ikut serta dalam pasukan kafir ada seorang lelaki yang bernama Syaibah bin Usman bin Thalhah, yang ayah dan pamannya terbunuh dalam Perang Uhud. Oleh karena itu, keikutsertaan Syaibah dalam Perang Hunain adalah untuk membalas dendam atas kematian bapak dan pamannya di Perang Uhud.

Sasaran utamanya adalah membunuh Rasulullah saw.. Syaibah kemudian mengisahkan apa yang is alami sendiri dalam Perang Hunairr tersebut. Ia menceritakan, "Ketika aku mengetahui Rasulullah saw. turut serta dengan pasukan Islam dalam Perang Hunain ini, aku pun ikut bergab-urtg dengan pasukan kafir Quraisy menuju suku Hawazin, dengan harapan bila perang sudah berkecamuk, aku akan mencari kesempatan dan menunggu saat yang tepat untuk membunuh Rasulullah saw.. Dengan demikian, akulah orang yang dapat matyelesai­kan balas dendamnya kafir Quraisy terhadap Rasulullah saw. Rencana ini aku perhitungkan matang-matang jangan sampai gagal. Pedang yang aku bawa pun aku asap tajam-tajam hingga nanti dapat sekali tebas kepala Rasulullah saw langsung pisah dengan tubuhnya." "Pada hari itu," demikianlah Syaibah melanjutkan kisah­nya, ketika perang sedang berkecamuk dengan hebatnya, aku taus mengintai gerak-gerik Rasulullah karena dialah sasaran utamaku. Akhirnya, tibalah saat yang aku tunggu-tunggu. Ini merupakan peluang emas bagiku, di saat orang-orang Islam porak-poranda danbercerai-berai oleh serangan gencar pasukan panah kaum kafir yang bertubi-tubi sehingga keselamatan Rasulullah saw. tidak  filindungi oleh pasukannya. Maka, aku langsung menghunus pedangku sambil mendekati Rasulullah saw. Setelah dekat dengan beliau, serangan pun aku lancarkan kepadanya. Tiba-tiba, ada nyala api keluar dari tubuhnya laksana pair yang menyambar-nyambar dan nyaris menyam­bar kulit wajahku. Melihat kejadian itu, aku langsung menutup wajahku dengan tangan karena rasa takut telah mencekam seluruh jiwaku. Untuk itu, aku langsung menghindarkan diri menjauhi Rasulullah sejauh mungkin. Tidak begitu lama, aku mendengar suara Rasulullah saw. memanggil diriku, 'Wahai Syaibah, datanglah kemari.' Aku pun datang kepada Nabi saw. dengan perasaan takut. Setelah aku mendekat, beliau meletakkan tangannya di dadaku, rupanya beliau mengerti kalau dadaku diliputi oleh perasaan takut dan gemetaran. Beliau mengusap-usap dadaku, seraya berdoa, 'Ya Allah, lindungilah dia dan bisikan setan.'

Dari peristiwa itu, demi Allah, pada saat itu juga tidak ada yang lebih dicintai oleh telinga, mata, dan segenap jiwaku kecuali beliau. Perasaanbenci dan dendam kepadanya tiba-tiba sirna dari dalam lubuk hatiku. Kemudian, Rasulullah saw. berkata kepadaku, 'Mari ikut berjuang bersama kami.' Aku langsung berdiri tegak di hadapan beliau dan dengan pedang di tangan, aku melancarkan serangan balik menghantam teman-temanku yang kafir yang memusuhi Rasulullah saw. dan sahabat-sahabatnya. Hanya Allahlah yang mengetahui kalau diriku ini lebih suka melindungi dan menjaga keselamatan Rasulullah saw. dengan menggunakan tenagaku sendiri. Jika bapakku masih hidup dan memusuhi Rasulullah dan sahabat­nya, maka tidak segan-segan lagi aku akan menyerangnya dengan pedangku yang tajam ini."

Bila dianalisis dari peristiwa di atas, rasanya tidak mungkin terjadi manusia mampu mengeluarkan percikan api yang menyambar-nyambar bagaikan petir dan dalam tubuhnya. Akan tetapi, inilah kenyataan yang terjadi pada diri Rasulullah saw. dan inilah yang disebut dengan mukjizat.

Recent Post

Comments

Popular Posts

Berziarah ke Makam Waliyullah

Adap-adap dalam Berziarah Ke Makam Waliyulloh Ketika mau masuk pintu gerbang makam wali, mulai dengan kaki kanan. Jangan mengeluarkan suara dan hidupkan hati dengan dzikir khofi. Berjalanlah dengan khusu' sampai ke depan pintu makam. Sebelum duduk, sampaikan salam dengan lafadz berikut : Assalamu'alaikum Yaa Waliyyallohi Tahiyyatan Minnii Ilaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu. Artinya : "Salam bagimu wahai kekasih Allah, hormat dariku (sendiri)/dari kami (berombongan) dengan rahmat Allah dan berkah-Nya. Terus membaca surat Al-Faatihah dalam posisi masih berdiri. Selanjutnya duduk bersama-sama dan kontrollah dalam hati agar kondisi dalam keadaan sedang berdzikir khofi. Lalu bertawasullah dengan cara seperti di berikut ini : Bismillahir rahmanir rohimi, Ila hadl rotin nabiyyil musthofa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallama wa 'ala alihi wa ash habihi wa azwajihi wa dzurriyyatihi wa ahli baitihi wa liman dakhola fi baitihi ajma'ina, syay...

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir Tersebutlah tiga orang dari negeri Syam atau Syria sekarang. Nama mereka sebut saja Ubay, Amar dan Hafid. Mereka bermaksud ke Mekah pada musim haji karena ingin bertemu dengan Nabi khidir AS. Nabi khidir AS konon bisa ditemui siapa saja, namun bagi orang awam di Mekah hanya dapat dicari waktu musim haji Akbar yang wukufnya jatuh pada hari Jum’at. “Berarti kita harus mencari di tengah ribuan manusia.”kata Ubay. “Itulah yang sulit,” keluh Amar. “Tapi harus kita coba, bukan ?” sahut Hafid. Keesokan harinya, berangkatlah mereka menuju tanah suci Mekah. Mereka pergi dengan bekal seadanya saja. Alangkah sulitnya perjalanan pada waktu itu. Telah dua minggu lamanya mereka berjalan kaki. Menempuh padang pasir yang luas dan gersang. Tapi belum juga sampai ke tempat yang dituju. Berbagai macam rintangan telah mereka hadapi. Bukan hanya sekedar kekurangan air dan makanan, tapi juga bahaya yang mengancam jiwanya. Kadangkala mereka harus menghada...

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir Pengantar: Bagian ini memuat sebuah prosa yang dikutip dari Suluk · Linglung. Sebuah kitab klasik semacam kumpulan puisi yang berisi : dialog-pertemuan-dan wejangan Nabi Khidir kepada SunanKalijaga . Suluk ini aslinya berbahasa Jawa. menurut penelitiah : penulis isi dari suluk ini hampir sama dengan Serat Dewa Ruci yang  sebelumnya disinyalir oleh para sejarawan sebagai pertemuan Sunan Kalijaga dengan Nabi Khidir. Karena berupa suluk apalagi berisikan wejangan mahaguru para wali. maka orang awam tidak bisa hanya sekali baca langsung : mengerti. Ajaran-ajaran syari'at- ma'rifat-hakikat tingkat tinggi mewarnai suluk ini. PERTEMUAN SUNAN KALIJAGA DENGAN NABI KHDIR  Sete1ah menjalani latihan berat, berupa puasa dan riyadhah-riyadhah lainnya seperti dikubur hidup-hidup selama beberapa hari, Sunan Kalijaga menghadap gurunya yaitu Sunan Bonang. Berkata Sunan Bonang, "Muridku ketahuilah olehmu, jika kau ingin mendapatkan ...
Copyright © Tunjukilah Aku. All rights reserved.