Skip to main content

Rasulullah Menjadikan Tangan Abu Jahal Kaku

Dalam sumber sejarah Islam mana pun yang mengisahkan perjalanan hidup Rasulullah, tidak akan kita temukan secuilpun kebaikan yang dilakukan Abu Jahal kepada beliau. Ia senantiasa memusuhi Rasulullah, hanya karena beliau (Rasulullah) tidak mau menyembah patung-patung yang menjadi sesembahan mereka. Berkali-kali usaha pembunuhan yang dijalankan Abu Jahal mengalami kegagalan berkat mukjizat beliau, namun ia tidak pernah merasa jera, meskipun ia sendiri nyaris celaka akibat perbuatannya itu dan tentu akan binasa kalau tidak ditolong sendiri oleh Rasulullah SAW.

Kejahatan-kejahatan yang dilakukan Abu Jahal terhadap Rasulullah, beberapa diantaranya menjadi sebab turunnya ayat Al-Qur'an. Firman Allah dalam surah Yaasiin berikut ini adalah salah satu dari beberapa ayat yang turun karena perbuatan Abu Jahal.

"Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. Dan, Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. (Yaasiin: 8-9)

Peristiwa itu bermula dari kedengkian Abu Jahal setiap kali melihat Rasulullah sedang menjalankan shalat di dekat Ka'bah, sampai-sampai ia mengeluarkan sumpahnya, "Jika aku melihat Muhammad sedang melakukan shalat lagi, pasti ia akan aku jatuhi kepalanya dengan batu hingga ia tewas!"

Sumpah Abu Jahal rupanya bukanlah bualan belaka karena pada suatu saat ia benar-benar melakukan sumpahnya. Ketika ia melihat Muhammad SAW. sedang melakukan Sholat dekat Ka'bah, marah Abu Jahal meluap sampai ke ubun-ubun. Matanya yang buas bagai hendak menelan mangsanya karena begitu iri dan dan dengkinya kepada Rasulullah. Ia buru-buru mengambil sebuah batu besar dan diangkatnya tinggi-tinggi, hendak dijatuhkan ke pada Rasulullah, ketika batu tersebut siap dijatuhkan ke kepala Rasulullah. Ketika itu batu tersebut siap dijatuhkan, entah mengapa tiba-tiba tangan Abu Jahal menjadi demikian kakunya sehingga tidak dapat digerakkan. Tangan tersebut tetap menjulur ke atas, sedangkan batu yang digenggamnya tetap berada di tangannya, tidak bisa di jatuhkan.

Abu Jahal baru sembuh ketika Rasulullah telah memaafkan perbuatannya yang hendak mencelakakan beliau itu. Alangkah malunya Abu Jahal mengalami kejadian itu. Dengan penuh rasa amarah dan jengkel yang tidak tertahankan, ia kembali bergabung dengan teman-temannya.

Kepada teman-temannya, ia menceritakan kejadian yang dialaminya barusan, dengan rasa amarah yang belum padam. Salah seorang temannya yang mendengar kisah Abu Jahal yang terasa tidak masuk akal itu, menyangka bahwa Abu Jahal berbohong. Maka, dengan penuh emosi, ia berkata, "Kalau begitu, aku sajalah yang akan membunuh Muhammad itu!?"

Pada kali yang lain, ketika Rasulullah sedang melakukan shalat, orang tersebut benar-benar mendekati Rasulullah sambil membawa sebuah batu besar. Ketika ia hendak menghantamkan batu tersebutm tiba - tiba Rasulullah hilang dari pandangannya. Ia hanya mendengar suara Rasulullah, tetapi tidak melihat orangnya. Akhirnya, ia gagal melaksanakan pembunuhan terhadap beliau. Ia kembali bergabung dengan teman-temannya yang sedang menantikan kabar dengan berdebar. Begitu sampai dihadapan teman-temannya dengan tidak sabar, mereka menanyai hasil perbuatannya, "Apa yang engkau lakukan terhadapa Muhammad?" Kemudian, ia menceritakan peristiwa yang dialaminya. Dan, baru ia percaya bahwa Abu Jahal benar-benar mengalami peristiwa yang sama dengan dirinya. "Dan yang aneh lagi, seakan-akan ada sekat yang membatasi antara aku dan Muhammad waktu itu sehingga aku tidak bisa melihat Muhammad, hanya suaranya saja yang terdengar!"
Recent Post

Comments

Popular Posts

Berziarah ke Makam Waliyullah

Adap-adap dalam Berziarah Ke Makam Waliyulloh Ketika mau masuk pintu gerbang makam wali, mulai dengan kaki kanan. Jangan mengeluarkan suara dan hidupkan hati dengan dzikir khofi. Berjalanlah dengan khusu' sampai ke depan pintu makam. Sebelum duduk, sampaikan salam dengan lafadz berikut : Assalamu'alaikum Yaa Waliyyallohi Tahiyyatan Minnii Ilaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu. Artinya : "Salam bagimu wahai kekasih Allah, hormat dariku (sendiri)/dari kami (berombongan) dengan rahmat Allah dan berkah-Nya. Terus membaca surat Al-Faatihah dalam posisi masih berdiri. Selanjutnya duduk bersama-sama dan kontrollah dalam hati agar kondisi dalam keadaan sedang berdzikir khofi. Lalu bertawasullah dengan cara seperti di berikut ini : Bismillahir rahmanir rohimi, Ila hadl rotin nabiyyil musthofa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallama wa 'ala alihi wa ash habihi wa azwajihi wa dzurriyyatihi wa ahli baitihi wa liman dakhola fi baitihi ajma'ina, syay...

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir Tersebutlah tiga orang dari negeri Syam atau Syria sekarang. Nama mereka sebut saja Ubay, Amar dan Hafid. Mereka bermaksud ke Mekah pada musim haji karena ingin bertemu dengan Nabi khidir AS. Nabi khidir AS konon bisa ditemui siapa saja, namun bagi orang awam di Mekah hanya dapat dicari waktu musim haji Akbar yang wukufnya jatuh pada hari Jum’at. “Berarti kita harus mencari di tengah ribuan manusia.”kata Ubay. “Itulah yang sulit,” keluh Amar. “Tapi harus kita coba, bukan ?” sahut Hafid. Keesokan harinya, berangkatlah mereka menuju tanah suci Mekah. Mereka pergi dengan bekal seadanya saja. Alangkah sulitnya perjalanan pada waktu itu. Telah dua minggu lamanya mereka berjalan kaki. Menempuh padang pasir yang luas dan gersang. Tapi belum juga sampai ke tempat yang dituju. Berbagai macam rintangan telah mereka hadapi. Bukan hanya sekedar kekurangan air dan makanan, tapi juga bahaya yang mengancam jiwanya. Kadangkala mereka harus menghada...

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir Pengantar: Bagian ini memuat sebuah prosa yang dikutip dari Suluk · Linglung. Sebuah kitab klasik semacam kumpulan puisi yang berisi : dialog-pertemuan-dan wejangan Nabi Khidir kepada SunanKalijaga . Suluk ini aslinya berbahasa Jawa. menurut penelitiah : penulis isi dari suluk ini hampir sama dengan Serat Dewa Ruci yang  sebelumnya disinyalir oleh para sejarawan sebagai pertemuan Sunan Kalijaga dengan Nabi Khidir. Karena berupa suluk apalagi berisikan wejangan mahaguru para wali. maka orang awam tidak bisa hanya sekali baca langsung : mengerti. Ajaran-ajaran syari'at- ma'rifat-hakikat tingkat tinggi mewarnai suluk ini. PERTEMUAN SUNAN KALIJAGA DENGAN NABI KHDIR  Sete1ah menjalani latihan berat, berupa puasa dan riyadhah-riyadhah lainnya seperti dikubur hidup-hidup selama beberapa hari, Sunan Kalijaga menghadap gurunya yaitu Sunan Bonang. Berkata Sunan Bonang, "Muridku ketahuilah olehmu, jika kau ingin mendapatkan ...
Copyright © Tunjukilah Aku. All rights reserved.