Skip to main content

Rasulullah Memerintahkan Gilingan Tepung Berputar Sendiri

Ini benar-benar peristiwa spektakuler yang membuktikan kehebatan Mukjizat Rasulullah SAW., yaitu beliau mampu memerintahkan gilingan tepung untuk berputar sendiri. Padahal, saat itu belum ada gilingan tepung yang dijalankan oleh tenaga listrik maupun mesin. Memang kalau dipikir secara ilmiah, hal itu tidak masuk akal dan mustahil terjadi, tapi itulah kenyataan yang ada. Adapun kisahnya adalah sebagai berikut : Diceritakan oleh sahabat Abu Hurairah r.a., "Pada suatu hari, Rasulullah SAW. masuk kerumah Fatimah karena ada sesuatu keperluan. Di dalam rumah tersebut, beliau bertemu putrinya yang sedang menggiling biji syai'ir (gandum) untuk dijadikan tepung dengan menangis tersedu-sedu. Melihat hal itu, Rasulullah saw. kemudian bertanya kepada putrinya tentang perihal yang menyebabkan dirinya menangis. "Wahai Fatimah, apa yang menyebabkan dirimu menangis? Semoga Allah tidak menjadikan matamu menangis lagi." Fatimah r.a. lalu menjawab, 'Aku menangis ini karena kecapaianku dalam menggiling tepung ini dan beratnya rumahku ini.' Setelah ia menjawab demikian, Fatimah kemudian pindah duduknya di dekat rasulullah SAW., lalu ia mengadukan persoalannya kepada Rasulullah, "Wahai Ayah, aku mohon supaya ayah memerintahkan kepada Ali agar ia membeli jariyah (budak perempuan) buat diriku untuk membantu meringankan pekerjaan rumahku yang berat ini, terutama membantu dalam membuat tepung sya'ir. (gandum). Mendengar pengaduan putrinya itu, Rasulullah saw. langsung berdiri mendatangi gilingan tepung yang ada di depannya, beliau lalu mengambil biji sya'ir kemudian diletakkan pada gilingan tepung, seraya membaca bismillahirrahmanirrahiim maka dengan seketika gilingan tepung tadi berputar sendiri atas seizin Allah. Dengan demikian, Rasulullah SAW. tinggal memasukkan biji sya'ir yang belum digiling hingga seluruh biji sya'ir yang ada habis semua menjadi tepung. Gilingan tersebut berputar sendiri dengan membaca tasbih menggunakan berbagai bahasa yang berbeda-beda sampai Rasulullah SAW. menghentikannya, dengan berkata, "Wahai gilingan tepung, berhentilah atas seizin Allah." Maka, dengan seketika gilingan tepung itu berhenti dengan mengucapkan, "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat -malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."(At-Tahriim:6). Ia kemudian melanjutkan perkataannya, 'Aku khawatir bila diriku ini menjadi batu yang dimasukkan ke dalam neraka.' Mendengar pengaduan kekhawatiran batu yang menjadi gilingan itu, Rasulullah berkata kepada gilingan, 'Karena izin Allah segala sesuatu bisa, berkata.' Akhirnya gilingan tadi berkata dengan menggunakan bahasa Arab yang fasih, "Wahai Rasulullah, demi Zat yang telah mengutusmu menjadi nabi dan rasul, seumpamanya aku engkau perintahkah untuk menggiling seluruh biji sya'ir yang ada di jagad timur dan barat akan aku giling semua sampai menjadi tepung.' Rasulullah lalu berkata kepada gilingan tadi,'Hai batu, bergembiralah dan senanglah sebab engkau akan menjadi batu yang dipakai membangun gedung istana Fatimah di surga nanti.' Setelah Rasulullah SAW. berkata demikian, gilingan tersebut menjadi gembira dan berhenti, alias tidak berputar lagi. Selanjutnya, Rasulullah saw. Berkata kepada Fatimah, 'Jika Allah menghendaki kepadamu, hai Fatimah, gilingan ini bisa menggiling tepung sendiri sebanyak yang engkau kehendaki, tanpa menggunakan bantuan tenagamu. Akan tetapi, Allah menghendaki agar engkau tetap berada dalam kebaikan sebab kebaikan yang kamu lakukan itu dapat menghapus seluruh keburukanmu, sekaligus mengangkat derajatmu." Nabi SAW. berkata lagi kepada putrinya, "Hai Fatimah, wanita mana saja yang membuatkan tepung untuk suaminya dan anak-anaknya maka Allah akan menetapkan setiap biji yang menjadi tepung sebagai kebaikan yang dapat melebur keburukannya, sekaligus mengangkat derajatnya." Keterangan di atas menunjukkan bahwa apa yang dilakukan oleh Rasulullah merupakan hal yang irasional. Mana ada gilingan tepung yang terbuat dari batu dapat berputar dan berhenti sendiri sesuai dengan komando orang yang menggilingnya. Bahkan, Gilingan tersebut dapat berbicara dan membaca tasbih dengan menggunakan bahasa yang fasih. Inilah salah satu kehebatan mukjizat yang beliau miliki, yang tidak bisa ditiru dan dilakukan oleh orang lain, juga tidak dapat dianalisis secara ilmiah dengan menggunakan berbagai disiplin keilmuan. Sebab, mukjizat itu merupakan salah satu bukti kemahakuasaan Allah yang dapat berbuat dan berkehendak menurut yang Ia kehendaki, tanpa ada satu pun makhluk yang bisa menghalangi-Nya.
Recent Post

Comments

Popular Posts

Berziarah ke Makam Waliyullah

Adap-adap dalam Berziarah Ke Makam Waliyulloh Ketika mau masuk pintu gerbang makam wali, mulai dengan kaki kanan. Jangan mengeluarkan suara dan hidupkan hati dengan dzikir khofi. Berjalanlah dengan khusu' sampai ke depan pintu makam. Sebelum duduk, sampaikan salam dengan lafadz berikut : Assalamu'alaikum Yaa Waliyyallohi Tahiyyatan Minnii Ilaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu. Artinya : "Salam bagimu wahai kekasih Allah, hormat dariku (sendiri)/dari kami (berombongan) dengan rahmat Allah dan berkah-Nya. Terus membaca surat Al-Faatihah dalam posisi masih berdiri. Selanjutnya duduk bersama-sama dan kontrollah dalam hati agar kondisi dalam keadaan sedang berdzikir khofi. Lalu bertawasullah dengan cara seperti di berikut ini : Bismillahir rahmanir rohimi, Ila hadl rotin nabiyyil musthofa muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallama wa 'ala alihi wa ash habihi wa azwajihi wa dzurriyyatihi wa ahli baitihi wa liman dakhola fi baitihi ajma'ina, syay...

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir

Kisah Tiga Bersaudara Mengharap Do'a Nabi Khidir Tersebutlah tiga orang dari negeri Syam atau Syria sekarang. Nama mereka sebut saja Ubay, Amar dan Hafid. Mereka bermaksud ke Mekah pada musim haji karena ingin bertemu dengan Nabi khidir AS. Nabi khidir AS konon bisa ditemui siapa saja, namun bagi orang awam di Mekah hanya dapat dicari waktu musim haji Akbar yang wukufnya jatuh pada hari Jum’at. “Berarti kita harus mencari di tengah ribuan manusia.”kata Ubay. “Itulah yang sulit,” keluh Amar. “Tapi harus kita coba, bukan ?” sahut Hafid. Keesokan harinya, berangkatlah mereka menuju tanah suci Mekah. Mereka pergi dengan bekal seadanya saja. Alangkah sulitnya perjalanan pada waktu itu. Telah dua minggu lamanya mereka berjalan kaki. Menempuh padang pasir yang luas dan gersang. Tapi belum juga sampai ke tempat yang dituju. Berbagai macam rintangan telah mereka hadapi. Bukan hanya sekedar kekurangan air dan makanan, tapi juga bahaya yang mengancam jiwanya. Kadangkala mereka harus menghada...

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir

Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir Pengantar: Bagian ini memuat sebuah prosa yang dikutip dari Suluk · Linglung. Sebuah kitab klasik semacam kumpulan puisi yang berisi : dialog-pertemuan-dan wejangan Nabi Khidir kepada SunanKalijaga . Suluk ini aslinya berbahasa Jawa. menurut penelitiah : penulis isi dari suluk ini hampir sama dengan Serat Dewa Ruci yang  sebelumnya disinyalir oleh para sejarawan sebagai pertemuan Sunan Kalijaga dengan Nabi Khidir. Karena berupa suluk apalagi berisikan wejangan mahaguru para wali. maka orang awam tidak bisa hanya sekali baca langsung : mengerti. Ajaran-ajaran syari'at- ma'rifat-hakikat tingkat tinggi mewarnai suluk ini. PERTEMUAN SUNAN KALIJAGA DENGAN NABI KHDIR  Sete1ah menjalani latihan berat, berupa puasa dan riyadhah-riyadhah lainnya seperti dikubur hidup-hidup selama beberapa hari, Sunan Kalijaga menghadap gurunya yaitu Sunan Bonang. Berkata Sunan Bonang, "Muridku ketahuilah olehmu, jika kau ingin mendapatkan ...
Copyright © Tunjukilah Aku. All rights reserved.